Sabtu, 17 Juni 2017

TUGAS 4 BIAYA MODAL

Perusahaan membutuhkan modal dalam pendanaan investasinya sebesar Rp 3.000.000.000, yang terdiri atas beberapa sumber saham berikut:
a.     Hutang obligasi, besarnya pendanaan Rp 750.000.000 dengan nominal Rp 750.000/lembar. Bunga 19%/tahun dan jangka waktu 5 tahun. Harga jual obligasi Rp 550.000/lembar dan tingkat pajak 30%.
b.    Saham preferen, besarnya pendanaan Rp 900.000.000, harga jual saham preferen Rp 40.00/lembar dan deviden Rp 8.000/lembar.
c.     Saham biasa, besar pendanaan Rp 1.350.000. Harga jual saham Rp 30.000 dengan deviden Rp 4.500/lembar dan growth (pertumbuhan) 5%.
Hitunglah:
1.     Biaya modal secara individual!
2.     Biaya modal keseluruhan!
Jawab
1.     Biaya modal secara individual
a.     Biaya modal hutang obligasi
I = Rp 750.000 x 19% = Rp 142.500
Kd = I +  ((N – Nb)/n)
              (Nb – N)/2
      = Rp 142.500 (Rp 750.000 – Rp 550.000)/5
                  (Rp 550.000 – Rp 750.000)/2
      = (Rp 142.500 + Rp 40.000)/ Rp 650.000 = Rp 28,08%       
Ket:  Kd  = Biaya modal hutang obligasi
I   = Bunga obligasi (obligasi) satu tahun dalam rupiah
 N  = Harga nominal obligasi
                       Nb = Nilai bersih penjualan obligasi

                           n = Umur obligasi

·         Biaya modal after tax:
Ki = Kd (1 – t)
      = 28,08% (1 – 30%)
      = 28,08% (70%) = 19,66%
Ket: Ki = Biaya modal hutang obligasi setelah pajak
    t  = tingkat pajak
b.      Biaya modal saham preferen
Kp = Dp/Pο
      = Rp 8.000/Rp 40.000 = 20%
Ket: Kp = Biaya saham preferen

                    Dp = Deviden saham preferen

                    Pο = Harga saham preferen saat penjualan
c.       Biaya modal saham biasa
Ke = (D1/ Pο) + g
= (Rp 4.500/Rp 30.000) + 5%
= 15% + 5% = 20%
            Ket: Ke = Biaya saham biasa
                      g = growth (tingkat pertumbuhan)
                   D1 = Deviden tahun pertama
2.      Biaya modal keseluruhan
·         Proporsi modal hutang obligasi
Hutang obligasi = (Rp 750.000.000/Rp 3.000.000.000) x 100% = 25%
·         Proporsi modal saham preferen
Saham biasa     = (Rp 1.350.000.000/Rp 3.000.000.000) x 100% = 45%
·         Proporsi modal saham biasa
Saham preferen = (Rp 900.000.000/Rp 3.000.000.000) x 100% = 30%

Sumber Dana
(1)
Jumlah Dana
(2)
Proporsi Modal
(3)
Biaya Modal
(4)
Biaya Tertimbang
(3 x 4)
Hutang obligasi
Rp           750.000
25%
19,66%
4,92%
Saham preferen
Rp    900.000.000
30%
20%
6%
Saham biasa
Rp 1.350.000.000
45%
20%
9%
Total
Rp 3.000.000.000
100%
19,92%

Biaya modal keseluruhan = Rp 3.000.000.000 x 19,92% = Rp 597.600.000

http://santiyaulfa.blogspot.co.id/2015/05/latihan-soal-dan-jawaban-biaya-modal.html


LATIHAN 4 KEPUTUSAN INVESTASI DAN STRUKTUR MODAL

KEPUTUSAN INVESTASI

Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga keputusan yang akan diambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena mempunyai konsekuensi berjangka panjang pula. Keputusan investasi sering disebut sebagai capital budgeting yakni keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana yang jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi satu tahun. Perencanaan terhadap keputusan investasi ini sangat penting karena beberapa hal : (Sutrisno, 2007: 121-122)
a.       dana yang dikeluarkan untuk keperluan investasi sangat besar, dan jumlah dana yang besar tersebut tidak bisa diperoleh kembali dalam jangka pendek atau diperoleh sekaligus;
b.      dana yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka panjang, sehingga perusahaan harus menunggu selama jangka cukup lama untuk memperoleh dana tersebut;
c.       keputusan investasi menyangkut harapan terhadap hasil keuntungan di masa yang akan datang. Kesalahan dalam mengadakan peramalan akan dapat mengakibatkan terjadinya over atau under investment, yang akhirnya akan merugikan perusahaan;
d.      keputusan investasi jangka berjangka panjang, sehingga kesalahan dalam pengambilan keputusan akan mempunyai akibat yang panjang dan berat, serta kesalahan dalam keputusan ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian yang besar.
Ada beberapa alat analisa atau metode dalam keputusan investasi. Metode yang sering digunakan antara lain :
a.   Metode Net Present Value
Net Present value adalah selisih antara nilai sekarang dari cash flow dengan nilai sekarang dari investasi. Dengan metode ini pertama yang harus dilakukan adalah menghitung present value dari penerimaan dengan tingkat discount rate tertentu, kemudian dibandingkan dengan present value dari investasi. Keputusan dari penilaian dengan metode ini bila selisih antara PV dari cash flow lebih besar berarti nilai NPV bernilai posotif, artinya investasi yang dijalankan layak, dan sebaliknya apabila selisih PV dari cash flow lebih kecil dibanding dengan PV investasi, maka investasi dipandang tidak layak

b.   Metode Payback Period
Payback period adalah suatu metode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas yang diterima, atau dengan kata lain bahwa payback period digunakan untuk mengukur lamanya dana investasi yang ditanamkan kembali seperti semula.

c.   Metode Profitability Index
Metode  ini menghitung perbandingan antara present value dari penerimaan dengan present value dari investasi. Bila Profitability Index lebih besar dari 1 maka proyek investasi layak untuk dijalankan.

d.   Metode Average Rate of Return
Metode ini mengukur seberapa besar tingkat keuntungan dari investasi. Metode ini menggunakan dasar laba akuntansi, sehingga angka yang dipergunakan adalah laba setelah pajak  dibagi dengan rata-rata investasi.

e.   Metode Internal Rate of Return
Internal Rate of return atau Yield untuk suatu investasi adalah tingkat bunga yang menyamakan present value arus kas keluar dan present value arus kas masuk

STRUKTUR MODAL

Menurut J. Fred Weston dan Thomas E Copeland (1996) mengatakan bahwa struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham.
Menurut Frank J Fabozzi and Pamela Peterson (2000), capital structure is the combination of debt and equity used to finance a firm’s projects. The capital structure of a firm is some mix of debt, internally generated equity, and new equity.
Menurut Keown et.al (2000), struktur modal adalah paduan atau kombinasi sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan.
Menurut Farah Margaretha (2004), struktur modal menggambarkan pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri atas utang jangka panjang dan modal sendiri.
Menurut Robert C Higgins (2004), capital structure is the composition of the liabilities side of a company’s balance sheet, the mix of funding sources a company uses to finance its operations.
Menurut Handono Mardiyanto (2009), struktur modal didefinisikan sebagai komposisi dan proposi utang jangka panjang dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan.
Menurut Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010), struktur modal adalah proposi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan.
Menurut Husnan Suad (2004) struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri.
Menurut Sabar Warsini (2003) struktur modal merupakan sumber pendanaan jangka panjang terdiri dari obligasi dan saham.
Struktur modal merupakan proporsi atau perbandingan dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan, apakah dengan cara menggunakan utang, ekuitas, atau dengan menerbitkan saham (Birgham dan Gapensi : 1996) dalam penelitian Tinjung Desy Nursanti (2004).
            Menurut Bambang Riyanto (2001) dalam penelitian Hasa Nurrohim (2008), struktur modal adalah pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.
Struktur modal menunjukkan proposi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya, sehingga dengan mengetahui struktur modal, investor dapat mengetahui keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian investasinya.
Jadi, berdasarkan beberapa referensi tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa struktur modal adalah proposi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dengan sumber pendanaan jangka panjang yang berasal dari dana internal dan dana eksternal, dengan demikian struktur modal adalah struktur keuangan dikurangi utang jangka pendek. Sedangkan pengertian struktur keuangan menurut Farah Margaretha (2004) menggambarkan susunan keseluruhan sisi kredit neraca yang terdiri atas utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan modal sendiri.
Utang jangka pendek tidak diperhitungkan dalam struktur modal karena utang jenis ini umumnya bersifat spontan (berubah sesuai dengan perubahan tingkat penjualan) sementara itu utang jangka panjang bersifat tetap selama jangka waktu yang relatif panjang (lebih dari satu tahun) sehingga keberadaannya perlu lebih dipikirkan oleh para manajer keuangan. Itulah alasan utama mengapa struktur modal hanya terdiri dari utang jangka panjang dan ekuitas. Karena alasan itu pulalah biaya modal hanya mempertimbangkan sumber dana jangka panjang (Handono Mardiyanto, 2009).
Kebutuhan dana yang berasal dari dalam atau sering disebut modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri seperti cadangan laba yang berasal dari pemilik seperti modal saham. Modal inilah yang menjadi tanggungan terhadap keseluruhan resiko perusahaan dan dijadikan jaminan bagi kreditor. Sedangkan dana yang berasal dari luar adalah modal yang berasal dari kreditur (panyandang dana), modal inilah yang merupakan utang bagi perusahaan yang bersangkutan (Bambang Riyanto, 1980).
Tujuan dari manajemen struktur modal atau capital structure management adalah menggabungkan sumber – sumber dana yang digunakan perusahaan untuk membiayai operasi. Dengan kata lain, tujuan ini dapat dilihat sebagai pencarian gabungan dana yang akan meminimumkan biaya modal dan dapat memaksimalkan harga saham. Struktur modal yang demikian, dapat kita sebut sebagai struktur modal yang optimal (Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010).
Konsep penting manajemen modal adalah masalah sumber dana dan penggunaan dana. Dana dapat dipenuhi dari sumber intern ataupun sumber ekstern perusahaan. Dana tersebut dialokasikan untuk membelanjai aktiva perusahaan. Pada hakekatnya, pemenuhan dan pengalokasian dana menyangkut masalah keseimbangan finansial dalam perusahaan, yaitu mengadakan keseimbangan finansial antara aktiva dengan pasiva tersebut dengan sebaik – baiknya. Keseimbangan finansial dapai dicapai, apabila perusahaan tersebut selama menjalankan fungsinya tidak menghadapi gangguan – gangguan finansial yang disebabkan tidak adanya keseimbangan antara jumlah modal yang tersedia dengan modal yang dibutuhkan.
Menurut Bambang Riyanto (2001) di dalam penelitian Elyana Noor Andriyanti (2007) ada dua pedoman structure financial yaitu pedoman structure financial vertical dan pedoman structure financial horizontal. Pedoman structure financial vertical memberikan batas rasio yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal pinjaman atau  hutang dengan besarnya jumlah modal sendiri. Berdasarkan anggapan bahwa pembelanjaan yang sehat itu awalnya harus dibangun atas dasar modal sendiri, maka pedoman structure financial tersebut menetapkan bahwa besarnya jumlah modal pinjaman atau hutang dalam suatu perusahaan dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh melebihi besarnya jumlah modal sendiri. Dengan demikian angka perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah modal sendiri tidak boleh lebih dari 100%. Adapun structure financial horizontal memberikan batas rasio antara besarnya jumlah modal sendiri dengan besarnya jumlah aktiva tetap ditambah persediaan bersih. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa dana yang terkait dalam aktiva tetap ditambah persediaan bersih akan tetap tertanam di dalam  perusahaan, sehingga sifat kebutuhan dananya adalah permanen. Sumber dana yang permanen atau sumber dana yang akan tetap tertanam dalam perusahaan adalah modal sendiri.


SUMBER :
http://arissusetyo.blogspot.co.id/2012/12/keputusan-investasi.html
http://ekonomi.kabo.biz/2011/02/pengertian-struktur-modal.html