Kamis, 06 April 2017

LATIHAN 2 ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN

Analisis Rasio
            Analisis rasio keuangan merupakan alat analisis yang paling banyak digunakan, karena dapat membantu kita mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan.
a.Rasio Lancar (Current Ratio) : kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
Rumus : Aktiva Lancar
              Kewajiban Lancar
Ø  Rasio Lancar tahun 2008 à 11.037.287   = 1,44
                                              7.642.207
( terdapat 1,44 aktiva lancar yang tersedia untuk memenuhi tiap-tiap 1,00 kewajiban lancar yang jatuh tempo )
Ø  Rasio Lancar tahun 2009 à 12.688.643    = 1,88
                                                6.747.030
( terdapat 1,88 aktiva lancar yang tersedia untuk memenuhi tiap-tiap 1,00 kewajiban lancar yang jatuh tempo )
Analisis à Rasio lancar PT Hanjaya Mandala Sampoerna tahun 2009 lebih besar dari tahun 2008. Artinya bahwa perusahaan mampu mengolah aktiva lancar tahun 2009 lebih baik dari pada tahun 2008. Tahun 2009 menandakan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya lebih besar dari pada tahun 2008. Kenaikan tersebut dipengaruhi karena adanya kenaikan pada aktiva lancar sebesar 14,96 % dari 2008 ke 2009, dan adanya penurunan pada kewajiban lancar sebesar 11,71 % dari tahun 2008 ke 2009. Pada rasio lancar kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban lancar memanfaatkan persediaan,faktor ini juga mempengaruhi kenaikan rasio lancar karena persediaan naik sebesar 24,56 %.
Daftar Rasio Lancar Industri Sejenis :
Nama Perusahaan
CR
PT BAT Indonesia Tbk.
2,08
PT Bentoel International Investama Tbk.
2,48
PT Gudang Garam Tbk
2,22

Perbandingan Rasio Lancar PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan Anak Perusahaan dengan Rasio Lancar Rata-rata Industri tahun 2008 :
CR PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
CR Rata-rata
1,44
2,66

Komentar à Rasio lancar PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. tahun 2008 lebih kecil jika dibandingkan dengan rasio lancar rata-rata perusahaan sejenis. Hal ini menandakan bahwa PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk kurang bisa mengoptimalkan dalam pengelolaan aktiva lancar untuk membayar kewajiban jangka pendeknya jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama.

b.Rasio Cepat (Quick Ratio) : Rasio cepat mengukur kemampuan aktiva lancar membayar kewajiban lancar tanpa memanfaatkan persediaan (minus persediaan).
Rumus : Aktiva Lancar – Persediaan
                      Kewajiban Lancar

Ø  Rasio Cepat tahun 2008 à 11.037.287 – 7.657.848    = 0,44
                                                      7.642.207
( terdapat 0,44 aktiva lancar tanpa persediaan yang tersedia untuk memenuhi tiap-tiap 1,00 kewajiban lancar yang jatuh tempo )

Ø  Rasio Cepat tahun 2009 à 12.688.643 – 9.539.067     = 0,47
                                                      6.747.207
( terdapat 0,47 aktiva lancar tanpa persediaan yang tersedia untuk memenuhi tiap-tiap 1,00 kewajiban lancar yang jatuh tempo )

Analisis à Rasio cepat PT Hanjaya Mandala Sampoerna tahun 2009 lebih besar dari tahun 2008. Artinya perusahaan mampu mempergunakan aktiva lancar untuk membayar kewajiban lancar tahun 2009 lebih baik dari pada tahun 2008, walaupun kenaikan rasio tersebut tidak memanfaatkan persediaan yang juga mengalami kenaikan. Pada rasio cepat hanya menggunakan aktiva lancar, artinya perusahaan mampu memanfaatkan aktiva lancar dengan baik, karena selain kenaikan pada persediaan yang tidak berpengaruh pada rasio cepat, juga diikuti kenaikan pada piutang usaha-pihak ketiga bersih sebesar 283,70 % dan pihak hubungan istimewa sebesar 197,66 %, piutang lainya-pihak hubungan istimewa sebesar 18,95 %, kas dan setara kas sebesar 5,67 %, serta kenaikan pada pajak dibayar dimuka sebesar 0,48 %. Selain itu juga didukung dengan banyaknya penurunan pada kewajiban lancar, dengan penurunan terbesar pada hutang lainya-pihak ketiga sebesar 55,05 %.
c.Rasio Total Utang (Debt to Equity Ratio) : digunakan untuk mengukur utang jangka panjang dalam struktur modal suatu perusahaan (kondisi utang jangka panjang suatu perusahaan).
Rumus : Total Utang
               Total Aktiva
Ø  Rasio Total Utang tahun 2008 à 7.642.207 + 441.377    = 0,51
                                                              16.133.819
( perusahaan harus menyediakan 0,51 % dari modal yang dimiliki untuk melunasi utang terhadap pemberi pinjaman )
Ø  Rasio Total Utang tahun 2009 à 6.747.030 + 503.492    = 0,40
                                                                17.716.447
( perusahaan harus menyediakan 0,40 % dari modal yang dimiliki untuk melunasi utang terhadap pemberi pinjaman )

Analisis à Rasio total utang PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. tahun 2009 lebih kecil dari tahun 2008. Disini perusahaan mampu lebih banyak menggunakan ekuitas untuk melunasi hutang dari pada menggunakan kewajiban jangka panjang dan jangka pendek. Itu menunjukan bahwa tahun 2009 lebih baik dari pada tahun 2008 karen adanya kenaikan pada ekuitas sebesar 29.99 % dan penurunan pada kewajiban jangka pendek sebesar 11,71 %, walaupun adanya kenaikan pada kewajiban jangka panjang sebesar 14,07 %.
Daftar Rasio Total Utang Industri Sejenis :
Nama Perusahaan
DER
PT BAT Indonesia Tbk.
1,11
PT Bentoel International Investama Tbk.
1,58
PT Gudang Garam Tbk
0,56

Perbandingan Rasio Total Utang PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan Anak Perusahaan dengan Rasio Total Utang Rata-rata Industri tahun 2008 :
DER PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
DER Rata-rata
0,51
1,08

Komentar à Rasio Total Utang PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. lebih kecil dari rasio total utang rata-rata perusahaan di bidang sejenis. Hal ini menandakan bahwa PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. lebih baik dalam hal pendanaan perusahaan dari pada perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. mampu mengoptimalkan ekuitas serta memperkecil jumlah kewajiban yang harus dibayarkan dari pada perusahaan lain yang sejenis.

d.Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) : digunakan untuk mengetahui seberapa efektif perusahaan dalam mengelola persediaan (juga dapat mengindikasikan likuiditas perusahaan).
Rumus : Harga Pokok Penjualan
                      Persediaan
Ø  Rasio Perputaran Persediaan tahun 2008 à 24.695.196    = 3,22
                                                                         7.657.848
( perusahaan melakukan perputaran persediaan sebanyak 3,22 kali dalam setahun )
Ø  Rasio Perputaran Persediaan tahun 2009 à 27.737.465    = 2,90
                                                                         9.539.067
( perusahaan melakukan perputaran persediaan sebanyak 2,90 kali dalam setahun )

Analisis à Rasio perputaran persediaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk tahun 2009 lebih kecil dari tahun 2008. Rasio perputaran persediaan pada tahun 2009 cukup baik,tetapi masih lebih baik pada tahun 2008. Dari tahun 2008 ke 2009 untuk persediaan dan beban pokok penjualan sama-sama mengalami kenaikan yaitu 24,56 % pada kenaikan persediaan dan 12,32 % pada beban pokok penjualan. Artinya bahwa untuk tahun 2008 perusahaan lebih mampu mengoptimalkan jumlah perputaran persediaanya dibandingkan tahun 2009.

Daftar Rasio Perputaran Persediaan Industri Sejenis :
Nama Perusahaan
ITO
PT BAT Indonesia Tbk.
7,77
PT Bentoel International Investama Tbk.
1,82
PT Gudang Garam Tbk
1,85


Perbandingan Rasio Perputaran Persediaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan Anak Perusahaan dengan Rasio Perputaran Persediaan Rata-rata Industri tahun 2008 :
ITO PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
ITO Rata-rata
3,22
3,81

Komentar à Rasio perputaran persediaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. lebih kecil jika dibandingkan dengan rasio perputaran ppersediaan rata-rata perusahaan sejenis. Hal ini menandakan bahwa PT Hanjaya Mandala Sampoerna masih kalah dalam mengelola persediaan yang ada, perputaran persediaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dalam waktu satu tahun  masih lebih sedikit jika dibandingkan rasio perputaran persediaan rata-rata perusahaan sejenis.

e.Rasio Total Aktiva (Total Assets Turnover) : digunakan untuk mengukur aktivitas aktiva dan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva tersebut.
Rumus : Penjualan Bersih
               Rata-rata Total Aktiva
Ø  Rasio Total Aktiva tahun 2008 à 34.680.445    = 2,15
                                                        16.133.819
( kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan total aktiva untuk memperoleh penghasilan / melakukan penjualan sebanyak 2,15 kali )
Ø  Rasio Total Aktiva tahun 2009 à 38.972.186    = 2,19
                                                        17.716.447
( kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan total aktiva untuk memperoleh penghasilan / melakukan penjualan sebanyak 2,19 kali )

Analisis à Rasio Total Aktiva PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. tahun 2009 lebih besar dari pada tahun 2008. Artinya pada tahun 2009, perusahaan lebih bisa mengoptimalkan pemanfaatan total aktiva untuk memperoleh penghasilan/untuk penjualan lebih baik dari pada tahun 2008. Dapat dilihat dengan adanya peningkatn pada penjualan bersih sebesar 12,37 %.
Daftar Rasio Total Aktiva Industri Sejenis :
Nama Perusahaan
TATO
PT BAT Indonesia Tbk.
2,69
PT Bentoel International Investama Tbk.
1,33
PT Gudang Garam Tbk
1,26



Perbandingan Rasio Total Aktiva PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan Anak Perusahaan dengan Rasio Total Aktiva Rata-rata Industri tahun 2008 :
TATO PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
TATO Rata-rata
2,15
1,76

Komentar à Rasio total aktiva PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. lebih besar jika dibandingkan dengan rasio total aktiva rata-rata perusahaan sejenis. Hal ini menandakan bahwa PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. lebih baik dalam melakukan pemanfaatan total aktiva. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. mampu lebih banyak melakukan penjualan dalam waktu satu tahun dari pada perusahaan sejenis.

Sumber : http://ibnusyuhada89.blogspot.co.id/2012/04/analisa-laporan-keuangan-pt-sampoerna.html

Rabu, 05 April 2017

TUGAS 2 ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN


1.      Pengertian Analisis Perbandingan

Analisis perbandingan adalah analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi perkembangan keadaan keuangan perusahaan dengan cara membandingkan laporan keuangan antara dua periode atau lebih.
Analisis perbandingan dapat dibedakan menjadi 2 jenis :
1)      Analisis Perubahan (naik turun) : Untuk melihat perubahan posisi keuangan dalam dua atau tiga periode laporan keuangan.
2)      Analisis Kecenderungan (trend) : Untuk melihat kecenderungan arah posisi keuangan dalam waktu lebih dari tiga periode laporan keuangan, biasanya menggunakan angka indeks.
Prosedur Analisis Perbandingan yaitu pelajari menyeluruh dan bila perlu menyusun kembali laporan keuangan sesuai dengan SAK dan tujuan analisis. Adakan perhitungan analisis perubahan (naik atau turun) terhadap pos-pos akun interpretasi dan kesimpulan hasil analisis perbandingan.
Membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih dengan menunjukkan :
1)      Data absolute atau jumlah dalam rupiah
2)      Kenaikan atau penurunan dalam rupiah
3)      Kenaikan atau penurunan dalam prosentase
4)      Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio
5)      Prosentase dari total

2.      Contoh Kasus
                                                                        PT MAHARI FAEREL
                                                                                   NERACA
                                               Periode 31 Desember 2012 dan 2013 (dalam jutaan)
Dari neraca di atas dapat kita lihat bahwa nilai kas dan hutang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. dan ada juga beberapa akun yang mengalami peningkatan, seperti tanah, gedung, mesin dan kendaraan. Ini menunjukkan adanya indikasi pembayaran hutang dan pembelian tanah, gedung, mesin dan kendaraan yang menyebabkan adanya penurunan saldo hutang bank dan kas namun jika dilihat lagi pada hutang jangka panjang saldonya naik hingga 97% artinya dalam perolehan aset-aset di atas tadi dibiayai melalui pinjaman jangka panjang.

                                                PT MAHARI FAEREL
                                    Laporan Laba Rugi perbandingan
                     Periode 31 Desember  2012  dan 2013 (dalam jutaan)

Untuk laporan laba rugi hampir semua komponen mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Hanya biaya lain yang mengalami penurunan. Artinya, manajemen perusahaan belum dapat meminimalkan beban dengan baik, ini dapat dilihat dari kenaikan penjualan sebesar 20% dari tahun sebelumnya, namun persentase harga pokok penjualan justru naik lebih besar dari persentase penjualan yakni senilai 25%.

Sumber :